Kementan Dorong 200 Petani Pengusaha Milenial Kabupaten Garut yang siap jadi Miliarder
By Admin
nusakini.com - Penumbuhan petani pengusaha milenial menjadi target untuk mendongkrak kualitas SDM Pertanian. Program ini merupakan salah satu program Kementerian Pertanian melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian yang bertujuan untuk menumbuhkembangkan wirausaha muda pertanian yang bersertifikasi dan tenaga kerja yang mampu menciptakan pekerjaan (job creator).
Kepala Badan PPSDMP, Dedi Nursyamsi menjelaskan saat mengunjungi Screen House CHAMP milik salah satu Petani Pengusaha Milenial, Khudori di desa Cisurupan, Jumat (17/1) yang juga merupakan Pusat Pelatihan Pertanian dan Perdesaan Swadaya (P4S) nantinya Petani-petani milenial akan dicetak menjadi job creator pertanian yang memiliki nilai kompetitif.
“P4S selama ini terkenal sebagai pusat pembelajaran bagi petani atau sarana berbagi bagi petani di daerah, dengan adanya P4S diharapkan dapat menghasilkan dan melahirkan petani-petani pengusaha milenial yang lebih banyak lagi. Otomatis kesejahteraan petani akan meningkat dan ini menjadi harapan besar Bapak Menteri Syahrul Yasin Limpo (SYL)” ujar Dedi.
P4S Champ ini berkecimpung pada usaha pembibitan dan pengolahan kentang yang telah berhasil meraup omset sebesar 1 milyar perbulannya. Selain itu Khudori juga telah membina sebanyak 200 orang anak-anak muda yang nantinya akan dicetak menjadi petani pengusaha milenial bahkan menjadi calon Miliarder Pertanian.
“Saya sangat mengapresiasi apa yang telah dilakukan Khudori ini, pembinaan petani milenial ini terus lakukan sampai semua 200 orang anak-anak muda itu berhasil menjadi petani pengusaha milenial, bahkan jangan hanya 200 tapi harus diciptakan lebih banyak lagi dari 200, lanjutkan jika perlu sertifikasi dan pelatihan ke pusat, kami yang akan bantu”, tegas Dedi.
Untuk meningkatkan usaha tani pembibitan dan pengolahan kentang ini Dedi menyarankan agar mengajukan KUR. “saya akan bantu mendapatkan pinjaman dana KUR” kata Dedi.
Khudori, menyampaikan sebelumnya P4S Champ ini telah mendapatkan pinjaman Dana dari BTN dan support dana dari CSR untuk 10 petani, masing-masing petani menerima 30 -75 juta dalam jangka waktu 3 tahun.
Ini sangat membantu para petani, sehingga petani-petani binaan kami dapat mengembangkan usahanya”ujar Khudori
Dalam kesempatan ini Khudori juga menjelaskan mengenai pembuatan bibit kentang yang dilakukannya. “Pembuatan Bibit kentang dimulai dari pemuliaan tanaman, perbanyakan masal teknologi kultur jaringan yang menghasilkan bibit kentang. Prosesnya kurang lebih 1 bulan. Bibit kentang ini sendiri diperoleh dari laboratorium digarut. Selanjutnya 1 bulan lagi dilakukan aklimatisasi (perbanyakan) benih. Di sini bibit kentang direndam dengan menggunakan e-kalida selama 2 minggu dan setiap hari di rooging/di cek. sebelum akhirnya dilakukan peng-cuttingan dan dipindahkan kedalam baki selama 3 minggu biasanya dalam 1 baki berjumlah 200 bibit tanaman. Setelah itu di transplanting ke screenhouse hingga 3 bulan menghasilkan G-nol”, jelas Khudori.
Lebih lanjut disampaikan, Panen G Nol ini sangat menjanjikan, karena dari 1 biji G nol bisa menghasilkan 20 biji G2, dari satu G2 menghasilkan 25 biji G3. “Sejak G2 sdh bisa di jual utk di konsumsi, nanti kemudian petani menghasilkan G3. Kalau G nol saja bisa dijual harganya Rp. 1000-2000 rupiah atau rata-rata Rp. 1.800 tergantung jenis grade nya. Yang paling besar grade 1, dan paling kecil grade 6”, beber Khudori.(Cha)